Senin, 29 Agustus 2016

TIPE-TIPE WIRAUSAHA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam berwirausaha banyak orang yang baru setengah jalan memulai usahanya namun mengalami kegagalan. Hal ini terjadi karena banyaknya kendala-kendala, serta tantangan yang selalu menghadang dalam  berwirausaha. Salah satu kendala yang terbesar ialah kurangnya semangat atau antuisme dari diri perwirausaha tersebut.
Perlu diketahui bahwa dalam memulai suatu usaha atau bisnis bahkan pekerjaan apapun sangatlah diperlukan yang namanya antuisme atau semangat kerja, agar segala apa yang diinginkan dapat terwujud dengan mudah. Terkadang orang menganggap tidak penting dengan yang namanya semangat. Tapi menurut penulis semangat sangatlah penting karena dengan semangat kita bisa menghidupkan atau bahkan mengendalikan suatu keadaan usaha yang sangat genting sekali. Dengan semangat jiwa yang besar pula kita dapat meraih yang namanya sukses, yaitu sukses dalam berwirausaha.
Oleh karena itu diperlukan suatu gerakan untuk memberikan sosialisasi tentang cara untuk mengubah seseorang menjadi wirausaha. Hal tersebut yang kemudian menjadikan penulis untuk membuat makalah tentang apa-apa saja faktor yang dapat meningkatkan semangat berwirausaha, kemudian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dari semangat kerja wirausaha itu sendiri serta tipe-tipe wirausaha.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun dapat membuat rumusan masalah seperti berikut.
a.     Apasajakah faktor-faktor yang merubah seseorang menjadi wirausaha?
b.    Apasajakah tipe-tipe wirausaha?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah seperti berikut ini.
a.     Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui tentang faktor-faktor yang merubah seseorang menjadi wirausaha
b.    Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui tipe-tipe wirausaha.























BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Faktor-Faktor Merubah Jadi Wirausaha
2.1.1   Faktor Individual
Banyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil apabila sifat wirausahawan dapat diungkap lebih jauh, meskipun faktanya sifat tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku wirausahawan. Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus, dimana sifat ini tidak dapat diajarkan. Berikut sifat – sifat yang dimaksud:
a.    Percaya Diri     
Para pengusaha percaya dengan kemampuan dan konsep bisnis mereka. Mereka percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai. Rasa percaya diri ini, bukan hanya omong kosong belaka. Banyak dari mereka yang memiliki pengetahuan tentang pasar dan industri. Tak jarang dari mereka yang melakukan berbagai investigasi untuk mencari informasi.
Bukanlah hal yang aneh apabila seorang pengusaha belajar dari usaha orang lain. Mereka pun mengembangkan usahanya sembari bekerja dari orang lain. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk belajar dari kesalahan orang lain pula.

b.    Rasa Antusias dalam Berbisnis    
Para pengusaha harus lebih bersemangat dalam menjalankan usahanya karena akan ada banyak rintangan yang harus dilalui. Mereka yang kehilangan semangat dalam bekerja tidak akan sukses.

c.    Tekad yang Kuat   
Hampir setiap pengusaha mempunyai motivasi dan tekad yang kuat untuk mencapai sukses. Para pengusaha percaya bahwa kesuksesan dan kegagalan mereka disebabkan oleh diri sendiri. Kualitas diri ini juga disebut sebagai internal locus of control. Seseorang yang percaya bahwa takdir, ekonomi, dan faktor – faktor eksternal lainnya merupakan kunci kesuksesan tidak cocok menjadi pengusaha.

d.   Melihat Perubahan Sebagai Peluang
Oleh orang awam, perubahan merupakan sesuatu yang mengerikan dan harus dihindari. Para pengusaha melihatnya sebagai sesuatu yang normal dan perlu. Mereka mencari perubahan, dan menjawab perubaan itu, kemudian mencari peluang, dan akhirnya menciptakan inovasi.

e.    Perlunya Inisiatif dan Pencapaian
Hampir setiap orang percaya bahwa pengusaha yang sukses mengambil inisiatif penuh dalam situasi dimana yang lain tidak akan maju. Keinginan para pengusaha untuk bertindak sesuai dengan ide mereka terkadang sering mengaburkan pandangan mereka yang bukan pengusaha. Banyak orang yang mempunyai ide brilian, namun ide – ide ini tidak pernah direalisasikan. Para pengusaha bertindak berdasarkan idealis mereka untuk mencapai sebuah hasil, sebuah pencapaian. Pencapaian itu kemudian diubah menjadi dorongan dan inisiatif.

f.     Tidak Putus Asa Meskipun Gagal     
Karena akan ada banyak rintangan yang harus dilalui, seorang pengusaha tidak boleh menyerah begitu saja. Banyak cerita sukses dari para pengusaha dimana mereka terus bangkit meskipun kegagalan yang diraih sudah tak dapat dihitung lagi.

g.    Pengolahan Risiko
Dalam pandangan orang awam, para pengusaha umumnya adalah orang–orang yang mudah mengambil risiko, itupun dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini tidak selamanya benar. Pertama, seperti yang dikatakan diatas, mereka bekerja terlebih dahulu secara penuh, atau paruh waktu. Lalu kemudian memulai bisnisnya secara perlahan, hingga akhirnya sampai pada puncak kesuksesan.

h.    Toleransi akan Ambiguitas 
Hidup seorang pengusaha sangatlah tidak terstruktur. Tidak ada yang menetapkan jadwal dan proses langkah demi langkah. Tidak ada yang menentukan berapa persentase kesuksesan. Banyak faktor–faktor yang tidak bisa diukur seperti ekonomi, cuaca, dan perubahan keinginan konsumen yang seringkali membawa dampak yang drastis dalam usaha. Hidup seorang pengusaha bisa dikatakan hidup yang penuh dengan ambiguitas, tidak jelas. Namun, pengusaha yang sukses merasa nyaman dengan semua itu.

i.      Detil danPerfeksionisme
Sebagian besar para pengusaha perfeksionis. Segala sesuatunya dilakukan dengan sempurna, baik produk maupun servis. Namun, hal ini kerap kali menjadi sumber frustasi pekerja yang bukan perfeksionis. Oleh karenanya, para pekerja kerap melihat para pengusaha sebagai orang yang sulit.

j.      Persepsi akan Menghabiskan Waktu
Para pengusaha sadar bahwa waktu bergulir secara cepat dan mereka pun menjadi orang yang tidak sabaran. Karena hal inilah, segala sesuatunya tidak pernah selesai dengan cepat dan mulailah masuk ke dalam krisis. Orang–orang yang tidak terbiasa akan merasa risih dengan hal ini.

k.    Kreativitas
Salah satu alasan para pengusaha sukses adalah karena mereka mempunyai imajinasi dan rencana–rencana lain. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang lebih dari apa yang orang awam lihat.

l.      Kemampuan untuk Melihat Secara Garis Besar
Para pengusaha seringkali melihat sesuatu secara holistik, mereka dapat melihat garis besar ketika yang lain hanya melihat bagian dari garis tersebut. Berdasarkan sebuah studi, seorang pengusaha menjalankan usahanya dengan mencari informasi yang lebih banyak tentang lingkungan kerjanya dibanding mereka yang tidak sukses. Dengan proses ini, pengusaha melihat lingkungan kerja secara keseluruhan, dan membuat rancangan kerja untuk memperbesar aktivitas usahanya.
2.1.2   Faktor Kultural
Sebuah penemuan yang sangat umum apabila kebudayaan dan etnik dapat merepresentasikan sebuah jaringan usaha, yang tentunya, orang–orang yang tergabung didalamnya merupakan pengusaha. Namun, kecenderungan kultur ini masih belum jelas, karena setiap individu dalam suatu kelompok budaya tidak semuanya menjadi pengusaha dengan alasan yang sama.
Efek dari kultur dan sifat etnis ini mungkin terangkai, karena menurut berbagai studi, kebudayaan yang berbeda memiliki nilai dan kepercayaan yang berbeda pula. Sebagai contoh, di Jepang dikenal ada sebuah pencapaian kultur dimana seseorang harus terus berusaha sampai mereka sukses.
Faktur lain yang penting adalah bagaimana kultur tersebut memiliki internal locus of control atau tidak. Sebagai contoh, kultur di Amerika mendukung adanya internal locus, sedangkan di Rusia tidak. Kultur juga mempengaruhi status kewirausahaan. Sebuah studi di Kanada, menyatakan bahwa orang India melihat kewirausahaan sebagai sesuatu yang positif, sedangkan orang–orang Haiti melihatnya sebagai kerjaan rendahan.
2.1.3   Faktor Masyarakat
Dalam semua lingkungan sosial, ada orang yang tidak ingin menjadi pengusaha, tetapi karena situasi dan kondisi, mereka terpaksa menjadi pengusaha. Para pekerja di Amerika dapat dikategorikan dalam grup ini. Hal ini disebabkan karena perubahan pangsa pasar. Para imigran diberbagai negara mencoba jalan ini apabila kemampuan berbahasa dan ketrampilan mereka tidak sesuai. Ini disebut sebagai adaptasi. Sebuah studi faktor–faktor etnokultural menyatakan bahwa tidak semua pengusaha muncul lewat kelompok masyarakat yang menghargai kewirausahaan. Mereka memilih untuk berwirausaha karena ada tekanan, dan juga merupakan asimilasi sosial.

2.1.4   Kombinasi dari Ketiga Faktor
Karena ketekunan sangatlah sulit untuk diraih pada usia yang dewasa, sebaiknya jiwa kewirausahaan ditanamkan pada anak–anak. Sebuah studi di sebuah TK mengindikasikan bahwa setiap satu dari empat anak yang ada menunjukkan sifat kewirausahaan. Setelah beranjak ke usia remaja, hanya 3 persen dari mereka yang masih mempertahankan sifat tersebut. Pelajaran di sekolah tidak mengajarkan sifat kewirausahaan, dan pada nyatanya lebih ke pengajaran teori dan individu. Kreativitas dan kemampuan anak–anak pun menjadi berkurang, padahal kreativitas itulah yang menjadi senjata utama dari pengusaha.
2.2    Tipe-Tipe Wirausaha
2.2.1   Business Entrepreneur
Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu wirausaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta pemasarannya. Banyak orang yang bertanya apa bedanya pengusaha biasa dengan wirausahawan bisnis? padahal mereka melakukan hal yang sama, yaitu menghasilkan barang dan jasa serta memasarkannya. Adapun perbedaannya yaitu sebagai berikut:
Penguasaha Biasa
Wirausahawan Bisnis
Memiliki sebuah usaha
Memiliki sebuah usaha
Biasanya bermain aman
Tegas dan ambisius
Biasanya berorientasi laba
Berorientasi pelanggan
Mendapatkan usaha dari membeli, donasi, atau warisan
Mencipta idenya sendiri dan mengubahnya menjadi bisnis
Umumnya mengikuti pola yang sudah umum
Seorang inovator
Bekerja untuk perusahaan
Perusahaan bekerja untuknya
Biasanya merekrut orang untuk turut andil dalam menghasilkan laba
Merekrut orang untuk membuat hidup mereka lebih baik

Intinya perbedaan dari penguasaha biasa dan wirausahawan bisnis adalah bahwa penguasa biasa menjalankan bisnis di bidang yang sudah lazim dengan produk yang lazim pula, sedangkan wirausahawan bisnis membangun bisnisnya dari ide inovatifnya sendiri, serta lebih fokus pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan ketimbang terlalu fokus pada laba.
2.2.2   Creative Entrepreneur
Creative entrepreneur adalah orang yang bergerak di bidang usaha menciptakan atau memanfaatkan pengetahuan dan informasi. Contohnya adalah orang yang bergerak di bidang pembuatan film, iklan, video game, penerbitan buku, musik, dan sebagainya. Dalam semua bidang tersebut, yang menjadi modal utamanya adalah kreativitas dalam mencipta suuatu produk. Setiap produk yang dihasilkan oleh creative entrepreneur merupakan produk yang unik dan karena itu memiliki perjalanan hidupnya masing-masing.
Difinisi lain tentang creative entrepreneur yaitu dari seorang konsultan kebijakan, John Howkins. John Howkins mendefinisikan creative entrepreneur sebagai orang yang menggunakan kreativitas untuk memunculkan kekayaan di dalam diri mereka sendiri ketimbang menggunakan modal eksternal.

2.2.3   Technopreneur
Technopreneur adalah seorang wirausahawan yang menghasilkan kekayaan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi yang pesat berkembang. Membicarakan technopreneurship ini sangat menarik karena banyak begitu banyak inovasi teknologi informasi, seperti Google maupun Apple yang tumbuh menjadi sangat besar.  Seorang technopreneur adalah seorang yang berusaha memberikan layanan yang memberikan nilai tambah, rasa gembira, atau ketagihan kepada mereka yang menikmati produknya.

2.2.4   Social Entrepreneur
Social entrepreneur adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang usaha perbaikan kondisi-sosial, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masyarakatnya. Social entrepreneur adalah seorang yang menjalankan usahanya menciptakan perbaikan social melalui pasar.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Banyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil apabila sifat wirausahawan dapat diungkap lebih jauh, meskipun faktanya sifat tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku wirausahawan. Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus, dimana sifat ini tidak dapat diajarkan.
Sifat tersebut yaitu faktor individual seperti percaya diri, rasa antusias dalam berbisnis, tekad yang kuat, melihat perubahan sebagai peluang, perlunya inisiatif dan pencapaian, tidak putus asa meskipun gagal, pengolahan risiko, toleransi akan ambiguitas, detil danperfeksionisme, persepsi akan menghabiskan waktu, kreativitas dan kemampuan untuk melihat secara garis besar, faktor kultural, faktor masyarakat dan kombinasi dari ketiga factor.
Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu wirausaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta pemasarannya. Tipe-tipe wirausaha yaitu business entrepreneur, creative entrepreneur, technopreneur dan social entrepreneur.








DAFTAR PUSTAKA
Kasali Rhenald. 2010. Wirausaha Muda Mandiri. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Mubaroq, Mufti. 2012. Manajemen Praktis Kewirausahaan. Erlangga : Jakarta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat : Jakarta.



1 komentar: